Proposisi
Adalah
“pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai
nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud
kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh
mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Jenis-Jenis
Proposisi
Proposisi
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :
1. Proposisi
berdasarkan bentuk
v
Proposisi
bentuk tunggal
Adalah
proposisi yang terdiri atas satu subyek dan satu predikat
contohnya
:
adik menangis
S
P
v
proposisi
bentuk majemuk
Adalah
suatu proposisi yang terbentuk atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contohnya :
yuli belajar
menyanyi dan belajar bermain gitar
S
P
P
2.
proposisi berdasarkan sifat
v
proposisi
kategorial
Adalah
antara hubungan subjek dan predikat tidak memerlukan syarat khusus.
Contohnya
:
Semua
orang memiliki nama
v
Proposisi
kondisional
untuk
proposisi kondisional dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Kondisional
hipotesis
merupakan
suatu proposisis yang terjadi akibat adanya hubungan sebab akibat.
Contohnya
:
Jika
matahari terbenam langit akan menjadi gelap
v
Kondisional
disjungtive
merupakan
proposisis yang mengandung pilihan atau alternative untuk dipilih.
Contohnya
:
Pak
Sukarno dapat disebut presiden pertama atau pejuang.
3. Proposisi
berdasarkan kualitas
v
Proposisi
kualitas positif/afirmatif
Dimana
pada proposisi ini terdapat persesuaian antara subjek dan predikat
Contohnya
:
Semua
dokter adalah orang pandai
v
Proposisi
kualitas negative
proposisi
dimana tidak terdapat kesesuaian antara subjek dan predikat.
Contohnya
:
Tidak
satupun laki-laki yang melahirkan
4. Proposisi
berdasarkan kuantitas
v
Proposisi
kuantitas universal
Merupakan
proposisi yang biasanya diawali dengan kata yang menunjukkan sesuatu itu umum,
misalnya semua, seluruhnya.
Contohnya
:
Semua
hewan karnivora memakan daging
v
Proposisi
kuantitas spesifik
Merupakan
proposisi yang diawali dengan kata yang menyatakan sebagian atau sedikit.
Contohnya
:
Sebagian
warga 3ka28 bertempat tinggal di bekasi.
Pengertian
penalaran
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghung-hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar disinilah letak kerjanya penalaran orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk menapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan . kaliamat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut reposisi. Dengan mengetahui definisi penalaran dapat diketahui bahwa penalaran terbagi menjadi 2 yaitu;
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Misalnya :
1. Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)
4. Tidak satu pun S adalah P.(premis)
Semua S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)
Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)
5. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)
contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)
Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)
Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)
2. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis)
Ada berapa bentuk penalaran induktif ?
1. Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
Jika dipanaskan, Emas memuai.
Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut :
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan.
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang belum di selidiki.
Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
contoh : Nina adalanh lulusan Universitas Gunadarma
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Dandy adalah lulusan akademi militer
Dandy dapat membuat website dengan baik.
3. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Ada tiga jenis hunbungan kausal ;
Sebab-Akibat: terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu penyebabnya.
Contohnya:
Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
Sebab akibat
Akibat-Sebab:
Akibat sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa sebab merupakan kesimpulan.
Contoh:
Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalan
Akibat- akibat:
Akibat- akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “ akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.
Penalaran adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghung-hubungkan data atau pakta yang ada sehingga pada satu kesimpulan. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar disinilah letak kerjanya penalaran orang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk menapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan . kaliamat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut reposisi. Dengan mengetahui definisi penalaran dapat diketahui bahwa penalaran terbagi menjadi 2 yaitu;
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diproleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
Misalnya :
1. Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
contoh: Semua ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
contoh : Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.(Premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Semua rudal adalah senjata berbahaya.(premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.(simpulan)
4. Tidak satu pun S adalah P.(premis)
Semua S adalah tak-P.(simpulan)
contoh; Tidak seekor pun harimau adalah simga.(premis)
Semua harimau adalah bukan singa.(simpulan)
5. Semua S adalah P.(premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.(simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S.(simpulan)
contoh: Semua gajah adalah berbelalai.(premis)
Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai.(simpulan)
Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah.(simpulan)
2. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis)
Ada berapa bentuk penalaran induktif ?
1. Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Jadi dari beberapa gejala dan data yang kita ragukan, dapat kita simpulkan kebenaranya setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti :
contoh : Jika dipanaskan, Besi memuai.
Jika dipanaskan, Tembaga memuai.
Jika dipanaskan, Emas memuai.
Jadi jika dipanaskan, logam memuai.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam simpulan generalisasi sebagai berikut :
1. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan makin jelas simpulan yang diperoleh.
2. Data itu harus meawkili keseluruhan.
3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi yang dimana seluruh fenomena atau kejadian yang bisa menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus Penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi yang dimana kesimpulannya dapat di ambil dari sebagian fenomena yang di selidiki dan di terapkan juga untuk semua fenomena yang belum di selidiki.
Contoh : Hampir Semua wanita dewasa di Jakarta menyukai coklat
2. Analogi
Analogi adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
contoh : Nina adalanh lulusan Universitas Gunadarma
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A
Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan Penalaran secara analogi sebagai berikut :
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
Dandy adalah lulusan akademi militer
Dandy dapat membuat website dengan baik.
3. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Ada tiga jenis hunbungan kausal ;
Sebab-Akibat: terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata, misalnya kalau kita melihat sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu tertimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak- anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu penyebabnya.
Contohnya:
Karena PLN mengalami gangguan, menyebabkan mati lampu di perumahan Cibubur.
Sebab akibat
Akibat-Sebab:
Akibat sebab ini dapat dilihat pada peristiwa seseorang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaranj enis akibat-sebab ini peristiwa sebab merupakan kesimpulan.
Contoh:
Gigs mendapatkan kartu merah, karena melakukan pelanggaran
Andi mendapatkan surat tilang, karena mengebut di jalan
Akibat- akibat:
Akibat- akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “ akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung menyipulkan bahwa kain jemuran di belalkang rumahnya pasti basah.